sejenak aku terdiam..
sayu terdengar suara suara itu..
sekilas seperti suara langkah kaki..
ya mereka datang..
lama kunikmati,lalu suara itu hilang..
ya mungkin mereka tlah pergi..
aku masih terus terdiam..
dalam dinginnya malam yang biru..
dijalan yang senyap,gelap dan terlelap..
disini..di kota ini..
mengapa jiwa ini masih beku..
terikat oleh kesunyian itu..
nyanyian malam bahkan tak cukup merdu..
untuk membebaskan raga yang terbelenggu..
biar malam selesaikan iramanya..
walau tak cukup merdu..
biar malam membebaskanmu..
dari jiwa jiwa yang beku..
dari raga yang terbelenggu..
^Aulia Novera Indah^
Selasa, 09 Juli 2013
Kamis, 04 Juli 2013
BULAN MALAM INI
Namaku Bulan,gadis 17 tahun yang baru mengenal cinta. Mungkin bisa dibilang dulunya aku hanyalah gadis remaja lugu yang hanya melewati hari hari dengan belajar dan bermain dengan sahabat perempuanku, sampai akhirnya aku bertemu dengan seorang cowok yang bisa menarik perhatianku.
Waktu itu aku berjalan menuju taman sekolah sendiri, aku sangat menyukai taman di sekolahku karena di sana sangat tenang dan sejuk. Kadang aku menyempatkan waktu pergi kesana untuk sekedar membaca atau menenangkan diri. Tapi kali ini aku pergi ke taman dengan perasaan sedih, karena sebelum berangkat ke sekolah aku melihat kedua orangtuaku bertengkar. Sesekali aku meneteskan air mata sambil berpura pura membaca buku untuk menutupi kesedihanku. Beberapa saat setelah itu, ada seseorang yang menghampiriku, dia tersenyum dan memberikan sebuah sapu tangan untukku lalu bergegas pergi. Rupanya aku tidak menyadari kalau dia sudah memperhatikanku sejak tadi. Raka..itulah namanya.Dia adalah seniorku di SMA, ya satu tingkat di atasku. Dia bukanlah anak yang terlalu menonjol di sekolah, bahkan tidak banyak teman teman yang mengenalnya karena dia cukup pendiam dan tidak banyak bergaul. Begitulah pertemuan pertamaku dengan Raka.
Keesokan harinya aku pergi lagi ke bangku taman yang sama untuk mencari Raka, ya..aku ingin mengembalikan sapu tangan itu dan mengucapkan terimakasih kepadanya karena kemarin Raka pergi sebelum aku berkata apapun. Seperti dugaanku, aku bertemu dengannya dan menghampirinya. "Hey,makasih ya buat yang kemaren..ini aku mau balikin sapu tangan kamu". Dia melihatku lagi dan tersenyum, itu adalah senyum hangat kedua yang dia berikan untukku "gausah dibalikin,itu buat kamu aja..mungkin kamu masih butuh itu".
"aku gatau harus bilang apa lagi ke kamu, tapi sekali lagi makasih ya. mm namaku Bulan :)", aku memberanikan diri untuk memperkenalkan namaku padanya. Tapi dia hanya menjawab dengan singkat "Raka". Ya sejak saat itu aku mengenal Raka, dia adalah pribadi yang hangat dan tidak banyak bicara. Aku belum pernah merasakan perasaan seperti ini sebelumnya. Senyuman hangat itu sangat membekas, mungkin Raka adalah orang pertama..yang membuatku jatuh hati.
Kami sudah 3 bulan saling mengenal. Aku dan Raka sering menghabiskan waktu bersama, saling bertukar pikiran dan melakukan hal hal yang menyenangkan.
Sore itu Raka mengajakku pergi ke sebuah pantai untuk melihat sunset, aku sangat menyukai ajakan itu dan pergi bersamanya. Sesampainya disana kami berfoto foto sambil menikmati suasana pantai. Waktu itu Raka terlihat sangat berbeda, dia lebih sering tertawa dan banyak bicara..tidak seperti biasanya.
Lalu sunset mulai terlihat, kami berdua berdiri sambil melihat keindahan pemandangan itu. Tapi Raka tiba-tiba memegang tanganku dan menatapku, "Bulan, aku seneng bisa kenal kamu..aku ga pernah bisa senyaman ini dengan seseorang sebelum aku kenal kamu, kamu bisa bikin aku ketawa lepas dan ngerasa sebahagia ini. bulan itu indah, tapi Bulanku lebih indah dari bulan malam ini sekalipun. aku cinta sama kamu Bulan,aku pengen Bulan terus di disampingku", aku tertegun dan berkaca kaca mendengar Raka berkata seperti itu kepadaku.. Raka memelukku dengan hangat dan berkata lagi "tapi aku mau pergi Bulan, aku mau pergi ketempat yang jauh..jadi kamu ga perlu ngasih jawaban atas ucapanku tadi.aku lega udah bilang ini ke kamu, karena sebenernya jauh sebelum hari ini bahkan sebelum aku ngasih sapu tangan itu, aku udah suka sama kamu", mendengar ucapan itu aku sangat terkejut dan sedih "Raka mau kemana?aku gamau Raka pergi..aku seneng bisa di samping Raka terus".
"ssttt..Bulan jangan nangis gitu ah, jelek. aku tadi cuma becanda kok, aku ga mungkinlah ninggalin Bulan sendiri..hehe..yang tadi dijawabnya besok aja ya,sekarang udah malem..yuk pulang"
Kami pulang dengan perasaan bahagia, sampai di rumah Raka pamit untuk pulang dan dia mencium tanganku. aku malu mendapat perlakuan seperti itu "Raka apaan sih,tumben tumbenan kaya gini, malu tau"
"Bulan baik baik ya..jangan nakal, Raka pamit dulu".
Pagi itu, tepat jam 4 subuh handphoneku berdering. Aku terbangun mendengar suara telepon itu, setelah ku angkat ternyata telepon itu dari mama nya Raka yang sambil menangis bicara padaku, "Nak Bulan,Ra..Raka sudah pergi". Dengan gugup aku pun bertanya"tante kok nangis?Raka pergi kemana tante?tadi malam dia udah pamit pulang sama aku, dia ga mungkin pergi". "Raka udah pergi ninggalin kita buat selamanya nak,semalam di perjalanan mau pulang Raka kecelakaan.."
aku langsung menangis histeris "tante jangan bohong, Raka ga mungkin ninggalin aku..itu ga mungkin.Raka udah janji", mama nya Raka tidak bisa menjawab apa apa kecuali menangis.
Setelah hari itu, hari dimana Raka meninggal semua berubah. Senyuman dan pelukan hangat itu tidak akan pernah kurasakan lagi. Raka pergi tanpa memberi kesempatan untukku bicara dan memberi jawaban bahwa aku juga mencintainya. Sunset itu adalah sunset pertama dan terakhir untukku dan Raka.Waktu itu Raka berkata bahwa bulan malam itu tidak seindah Bulanku malam ini.
Tapi bulan malam ini dan malam malam berikutnya tidak akan pernah seindah Bulan malam itu.
yayaya..ini cerpen pertamaku di Blog ini,spesial banget aku buat selama berjam jam dan selesai malem ini juga. selamat membaca :)
"Aulia Novera Indah"
Rabu, 03 Juli 2013
RINDU
malam ini hening..
dan aku masih menunggu..
terngiang di telinga lagu lagu rindu tak bernada yang mengingatkanku tentang sosok hadirmu..
angin sendu riuh membawa berita tentangmu..
angin sendu riuh membawa berita tentangmu..
kubaca selalu pesanmu itu..
kubaca pula puisi cinta ini..
Sayap sayap patah
Wahai langit ....
Tanyakan pada-Nya Mengapa Dia menciptakan sekeping hati ini ....
Begitu rapuh dan mudah terluka ....
Saat dihadapkan dengan duri-duri cinta Begitu kuat dan kokoh ....
Saat berselimut cinta dan asa ....
Mengapa Dia menciptakan rasa sayang dan rindu di dalam hati ini ....
Mengisi kekosongan di dalamnya Menyisakan kegelisahan akan sosok sang kekasih Menimbulkan segudang tanya ....
Menghimpun berjuta asa ....
Memberikan semangat juga meninggalkan kepedihan yang tak terkira ....
Mengapa Dia menciptakan kegelisahan dalam jiwa ....
Menghimpit bayangan ....
Menyesakkan dada ....
Tak berdaya melawan gejolak yang menerpa ....
Wahai ilalang ....
Pernahkan kau merasakan rasa yang begitu menyiksa ini ? Mengapa kau hanya diam ....
Katakan padaku ....
Sebuah kata yang bisa meredam gejolak jiwa ini ....
Sesuatu yang dibutuhkan raga ini ....
Sebagai pengobat rasa sakit yang tak terkendali ....
Desiran angin membuat berisik dirimu ....
Seolah ada sesuatu yang kau ucapkan padaku ....
Aku tak tahu apa maksudmu ....
Hanya menduga ....
Bisikanmu mengatakan ada seseorang di balik bukit sana ....
Menunggumu dengan setia ....
Menghargai apa arti cinta ....
Hati terjatuh dan terluka ....
Merobek malam menoreh seribu duka ....
Kukepakkan sayap - sayap patahku ....
Mengikuti hembusan angin yang berlalu ....
Menancapkan rindu ....
Di sudut hati yang beku ....
Dia retak, hancur bagai serpihan cermin ....
Berserakan ....
Sebelum hilang diterpa angin ....
Sambil terduduk lemah Ku coba kembali mengais sisa hati ....
Bercampur baur dengan debu ....
Ingin ku rengkuh ....
Ku gapai kepingan di sudut hati ....
Hanya bayangan yang ku dapat ....
Ia menghilang saat mentari turun dari peraduannya ....
Tak sanggup kukepakkan kembali sayap ini ....
Ia telah patah ....
Tertusuk duri yang tajam ....
Hanya bisa meratap ....
Meringis ....
Mencoba menggapai sebuah pegangan ....
"KAHLIL GIBRAN"
Langganan:
Postingan (Atom)